DUA PUTRA TABANA PERKUAT PERSEFTIM U17 DI SOERATIN CUP
Ungkapan ini tidak berlebihan
untuk dilekatkan pada capaian dua putra yatim dari Dusun Tabana. Lantaran kesuksesan
kesebelasan Mekar FC dalam memenangkan Turnamen Pantai Selatan beberapa waktu
yang lalu rupanya berdampak manis. Sebab dua punggawa Mekar FC yakni Ambrosius Raru
Liwu yang biasa disapa Rally dan Arnoldus Doan Tobi atau yang lebih dikenal
dengan Ardon berhasil menembus tim utama Askab PSSI Flores Timur sebagai pemain
Perseftim U17 dalam Liga Pelajar Soeratin Cup U17 2022 di Kabupaten Ende. Mereka
berdua bergabung bersama 23 pemain yang lolos seleksi untuk mewakili Kabupaten
Flores Timur di ajang bergengsi Cabang bola kaki se-NTT tersebut. Kedua putra
Tabana yang baru saja terdaftar sebagai siswa baru tahun ajaran 2022 pada SMKN
1 Wulanggitang ini boleh dikatakan melengkapi capaian sempurna setelah tampil
konsisten dan membantu Mekar merengkuh Juara pertama pada turnamen Pantai Selatan
bulan lalu.
Mungkin bagi sebagian khalayak Wulanggitang
pemanggilan kedua bocah yatim ini sebagai bagian dari Tim Askab PSSI Flotim
adalah sesuatu yang tidak berdasar atau paling tidak janggal, tetapi tidak bagi
pencinta sepak bola Pantai Selatan Kecamatan Wulanggitang. Bagi warga di pesisir
pantai selatan itu bukan sesuatu yang mengagetkan, sebab kedua bocah ini telah
menunjukan talenta dalam hal menendang si kulit bundar sejak usia dini. Di bawah
asuhan pelatih Mekar FC Hendro Leba, keduanya selalu menjadi pilihan utama
dalam setiap laga persahabatan dan turnamen. Dengan ketekunan dan kerja keras
rasanya capaian mereka layak untuk diapresiasi. Tentu sebagai bagian dari keluarga
Mekar FC selaku rumah juang-nya maka
sudah barang tentu menjadi suatu kebanggaan bahwa ketekunan dan raihan mereka ini
sebagai mimpi yang menjadi kenyataan.
Menengok ke belakang, kedua
remaja yang baru menginjak usia 16 tahun ini ternyata punya segudang pengalaman
dan prestasi di bidang sepak bola. Diawali dengan pernah mewakili sekolahnya,
SDI Tabana pada ajang Sesado Cup Tahun 2018 se Kecamatan Wulanggitang. Kala itu
tim yang diarsiteki Rusly Tapun tampil sebagai tim yang kurang diperhitungkan
lantaran berasal dari SDI Tabana yang tidak punya tradisi sepak bola. Namun ternyata
Ardon-Rally kecil dan kawan-kawan mampu berbuat banyak dan berhasil membuat
kejutan dengan menyingkirkan tim-tim favorit kala itu. Capaian yang dikatakan cukup
prestisius saat itu, kendati keterbatasan pilihan pemain sebab minimnya jumlah
siswa pria di lembaga pendidikan itu. Tercatat hampir semua murid laki-laki
dari Kelas 1 s.d Kelas 6 tergabung dalam tim yang dikirim ke turnamen Sesado
Cup kala itu. Namun dengan kepercayaan diri yang tinggi Ardon-Rally dkk berhasil
mengarungi even itu dengan finish sebagai juara IV. Capaian tersebut makin
sempurna lantaran Ardon Tobi yang berposisi sebagai penyerang menyapu bersih
dua kategori sekaligus, dengan keluar sebagai Top Skor lewat torehan 12 gol dan
penobatkannya sebagai Pemain terbaik. Sementara Rally yang berposisi sebagai
gelandang berhasil masuk sebagai bagian dari dream tim turnamen Sesado Cup.
Keberhasilan tersebut membuat
keduanya dilirik oleh tim-tim amatir di Flotim. Sebulan berselang keduanya direkrut
Tim Sesado yang berlaga di Askab PSSI Flotim U14. Di turnamen tersebut mereka hanya
berhasil sampai di babak perempat final. Selepas tamat dari almamater sekolah
dasar, keduanya melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Hewa. Di era ini mereka berdua
menorehkan prestasi dipenghujung masa belajarnya dengan mengantarkan Mekar FC
yang bermarkas di Tabana sebagai kampiun Turnamen Pantai Selatan. Teranyar dengan
capaian tersebut, duo putra Tabana ini terjaring dalam seleksi Askab PSSI Flores
Timur sebagai pemain Perseftim U17 dalam Liga Pelajar Soeratin Cup U17 2022 di
Kabupaten Ende. Selamat!
Pada titik ini publik Wulanggitang
boleh berbangga dengan keikutsertaan keduanya bersama dengan dua siswa SMA
Gelekat Lewo Boru sebagai bagian dari Tim Perseftim U17. Prestasi ini menjadi
luar biasa bagi masyarakat Waiula teristimewa Dusun Tabana sebab menjadi
sejarah baru dalam persepakbolaan dimana dalam waktu sekejap berhasil menghasilkan
bakat sepak bola yang berbobot dan diperhitungkan. Kehadiran mereka di tim
tersebut bisa dikatakan mengakhiri hegemoni talenta-talenta muda sepak bola di
bumi Lamaholot yang selama ini didominasi oleh pemain-pemain dari Larantuka dan
Adonara. Akhirnya, mari kita dukung dan mendoakan, “Panjang umur perjuanaganmu
adik-adik”. Kepakkan sayapmu dan terbanglah anak Mekar. Meski ini adalah
permulaan, setidaknya kini mimpi dan perjuanganmu tidak mengkhianati hasil.
Lebih dekat dengan Ardon
Arnoldus Doan Tobi atau yang
lebih dikenal dengan Ardon, lahir dari pasangan Yuliana Bluran Liwu (Mama) dan
Blasius Badu Tobi (Bapak). Bocah Tabana ini merupakan bungsu dari dua bersaudara.
Lahir di Tabana sebuah dusun kecil di Desa Waiula pada tanggal 30-01-2006, Ardon
kecil harus menjadi yatim setelah ditinggal pergi oleh sang ayah untuk
selamanya saat usianya belum genap empat tahun. Kondisi ini mengharuskan sang
ibu menjalankan peran ganda dalam menghidupi kedua buah hatinya. Dengan tulus
dan penuh kasih sayang, sang ibu yang menjanda ini harus berbasuh peluh
menyekolahkan kedua putranya. Hingga keduanya beranjak remaja dan kini Ardon
boleh menjejakan kakinya di bangku SMKN I Wulanggitang.
Arrdon kecil hingga kini beranjak
remaja tergolong anak yang pendiam. Menyelesaikan pendidikan TKK dan sekolah
dasar di tempat kelahirannya, sedangkan jenjang SLTP diselesaikannya pada SMPN
III Wulanggitang, Hewa dengan jarak tempuh kurang lebih tiga kilometer setia
dilaluinya dengan berjalan kaki selama tiga tahun. Tumbuh kembang secara normal
sebagai anak desa, kesehariannya sepulang sekolah adalah membantu sang bunda. Terkadang
di waktu libur bersama kolega seumurannya Ardon biasa menghabiskan waktu dengan
memancing dan berburu layaknya anak pantai. Namun dilain kesempatan, urusan
mengolah sikulit bundar juga menjadi rutinitasnya. Akhirnya kini semua hobi dan
kesenangannya itu berevolusi menjadi passion, gairah yang menuntunnya ke
pengalaman baru dan unik. Pengalaman yang mungkin tidak pernah dibayangkan oleh
dia sendiri apalagi orang lain, bahwa dia akan berada di level itu. Namun dimana
ada kemauan disitu ada jalan, asalkan dengan ketekunan dan kerja keras. Dia
boleh bersyukur bahwa tidak semua orang punya kesempatan seperti mereka.
Kini ujian baru menanti, apakah
mereka mampu melewati ajang ini dengan gemilang, semua tergantung pada hasil
perjuangan mereka. Setidaknya hadirnya mereka di tempat ini sudah memberi
kebanggaan bagi lewo, lembaga pendidikan dan juga keluarga serta diri
pribadinya. Kita hanya mampu memdoakan semoga Ardon, dkk bisa melangkah jauh
dan meraih hasil maksimal di ajang ini demi kebanggaan semua orang yang
mengenalnya, juga barang tentu sang mendiang ayah juga bisa turut tersenyum
bahagia dibalik pusaranya.
Biodata
NAMA : ARNOLDUS DOAN TOBI
TTL : Tabana, 30-01-2006
ASAL SEKOLAH : SMKN 1 Wulanggitang
POSISI : PENYERANG
Lebih dekat dengan Rally
Sebagai anak sesama anak yatim yang hidup di kampung, kisah Rally tak jauh berbeda. Ambrosius Ratu Liwu atau yang lebih akrab dengan Rally, merupakan buah kasih dari pasangan Anstasya Aron Liwu (Mama) dan Yosep Heke Liwu (Bapak). Bocah Tabana ini merupakan bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Tabana sebuah dusun kecil di Desa Waiula pada tanggal 09-01-2006, Rally kecil juga harus menjadi yatim setelah ditinggal pergi oleh sang ayah untuk selamanya sekitar sepuluh bulan yang lalu. Kini situasi ini mengharuskan sang ibu menjalankan peran ganda sebagai ibu sekaligus ayah. Praktis kini sang ibu harus menjadi sigle parent untuknya yang kini telah menjejakan kakinya di bangku SMKN I Wulanggitang.
Sama halnya dengan Ardon, hidup
sebagai tetangga dan sepupu dekat keduanya tumbuh, bermain dan bersekolah
bersama hingga kini beranjak remaja. Lain hal dengan Ardon, Rally tergolong
anak yang ceria. Bersama-sama Ardon, Rally menyelesaikan pendidikan TKK dan
sekolah dasar di tempat kelahirannya, sedangkan jenjang SLTP diselesaikannya
pada SMPN III Wulanggitang, Hewa dengan jarak tempuh kurang lebih tiga
kilometer setia dilaluinya dengan berjalan kaki selama tiga tahun. Tumbuh kembang
secara normal sebagai anak desa, kesehariannya sepulang sekolah adalah membantu
sang bunda. Terkadang di waktu libur bersama rekan seumurannya dia biasa
menghabiskan waktu dengan memancing dan berburu layaknya anak pantai. Namun dilain
kesempatan, urusan mengolah sikulit bundar juga menjadi rutinitasnya. Akhirnya kini
semua hobi dan kesenangannya berevolusi menjadi passion, gairah yang
menuntunnya ke pengalaman baru dan unik. Pengalaman yang mungkin tidak pernah
dibayangkan oleh dia sendiri apalagi orang lain, bahwa dia akan berada di level
itu. Pemandangan bahwa dia harus menerima lingkungan yang lebih luar, luas dan
beradaptasi dengan suasana, rekan dan mentor juga official yang memiliki gaya
dan karakter lebih ketat dari sebelumnya. Kondisi bahwa dia harus selalu berada
di bawah kendali dan aturan main yang digariskan, yang menegasikan kehendak
bebasnya. Tidak ada lagi yang namanya zona nyaman. Zona nyamanya bahwa anda
harus mampu keluar dari kebiasaan lama. Namun dimana ada kemauan disitu ada
jalan, asalkan dengan ketekunan dan kerja keras. Dia boleh bersyukur bahwa
tidak semua orang punya kesempatan seperti mereka.
Kini ujian baru menanti, apakah
mereka mampu melewati ajang ini dengan gemilang, semua tergantung pada hasil
perjuangan mereka. Setidaknya hadirnya mereka di tempat ini sudah memberi
kebanggaan bagi lewo, lembaga pendidikan dan juga keluarga serta diri
pribadinya. Kita hanya mampu memdoakan semoga Rally dan Ardon, cs bisa
melangkah jauh dan meraih hasil maksimal di ajang ini demi kebanggaan semua
orang yang mengenalnya, teristimewa sang ayah turut tersenyum bahagia dikebadinnya.
Biodata
NAMA : AMBROSIUS RATU LIWU
TTL : TABANA, 09-01-2006
Sekolah : SMKN 1 Wulanggitang
POSISI : GELANDANG
Doa Lewotana dan Berkat Tuhanπππ
BalasHapusAmin Om RomoππΏ
HapusSemangat untuk generasi penerus Lewotana ...ππ»ππ»
BalasHapusπͺπΏππΏ
HapusSukses Selalu.ππ
BalasHapusamiiin
Hapus